Selasa, 15 April 2008

Guru Yang Gagal jadi Bankir

Sebenarnya malu nih, tuk nyeritain ke orang-orang. Sebenarnya saya dari dulu pinginnya kerja di Bank. Makanya waktu itu, saya milih SMEA. Sekarang namanya SMK. Namun ketika mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN), sekarang SPMB. Saya gak lulus ke pilihan pertama, yaitu Akuntansi USU. Lulusnya ke IKIP Medan, memang jurusan Akuntansi Juga. Namun dengan penuh kesungguhan, saya menyelesaikan kuliah tepat waktu. Dalam kenyataannya teman-teman alumni IKIP yang kerja di Bank relatif banyak. Sehingga saya pun tetap punya harapan yang tinggi. Setelah tamat, sayapun dua kali mendapat panggilan untuk tes dari Bank. Yang pertama adalah Bank Danamon dan yang kedua adalah BCA. Dua-duanya di Medan. Tapi apa boleh buat, jodohnya mungkin bukan di Bank. Setelah beberapa kali testing, diterimalah saya menjadi PNS di SMEA (SMK) Negeri Sibolga. Rasanya memang berat, tapi apa boleh buat. Syukur-syukur masih diterima PNS. Pada awalnya terasa sulit dengan gaji Rp 80.000. Karena sebelumnya sudah honor di beberapa sekolah di Medan dengan gaji yang lebih besar dari gaji PNS. Hingga kini saya tetap menjadi guru di SMK Negeri 1 Sibolga. Tapi bukan lagi guru Akuntansi, melainkan guru Komputer yang sedikit lebih menantang.